Tuesday, November 10, 2015

Berteman dengan Mertua



Kapanlagi.com - Sesungguhnya betapa anehnya memiliki hubungan dengan wanita yang bukan ibu Anda itu. Dia tidak memiliki cinta tanpa syarat kepada Anda, tetapi dia memilikinya kepada orang yang Anda nikahi. Demikian kata Eden Bowditch, salah satu penulis buku tentang hubungan ibu mertua dengan menantu perempuannya. Isi buku itu adalah kisah nyata 53 wanita berbagai bangsa.
Terbit April lalu di Amerika, dicetak tujuh ribu kopi, dan lebih dari setengahnya langsung terjual. Rupanya ada yang menarik pada hubungan yang terlihat biasa-biasa saja itu. Menurut penulis buku itu, Anda sebaiknya memiliki selera humor dalam segala hal. Bagaimanapun juga Anda harus hidup dengan wanita itu karena Anda memilih anaknya.
Ny. Joanna Khoo, 25 tahun, bertindak hati-hati belakangan ini mengenai jumlah sabun bubuk yang dipakainya. Dia tidak ingin membuat mertuanya tidak senang.
"Kalau mencuci pakaian, mertua saya pakai sabun bubuk sedikit saja, sedangkan saya lebih suka yang banyak. Tetapi karena saya tinggal di rumah mereka maka saya harus mematuhi peraturan mereka," ujarnya.
Paulyn Straughan, dosen mengenai hubungan dengan keluarga pasangan, di National University of Singapore, mengatakan bahwa hubungan yang paling mudah berubah dari hubungan yang terlahir oleh pernikahan adalah antara ibu mertua dan menantu perempuannya. Konflik mereka terjadi karena para ibu mertua telah menginvestasikan banyak dari diri mereka kepada anak-anaknya.
Masyarakat Asia yang menekankan pada pentingnya anak lelaki dalam keluarga, membuat para ibu itu dan menantu perempuannya mempunyai hubungan yang secara alamiah, berlawanan. Tanpa disadari mungkin, kedua wanita itu berlomba mendapatkan perhatian dan kesetiaan dari pria yang sama.
Straughan menulis bahwa gerakan kaum feminis, dan pendidikan yang lebih tinggi, serta peluang yang terbuka untuk bekerja telah membuat kaum wanita lebih menyadari hak-hak mereka. Dengan demikian para menantu perempuan masa kini tidak mau lagi berperan sebagai pembantu bagi para mertua yang banyak menuntut.
Konselor-konselor yang diwawancarai The Straits Times bulan lalu mengatakan, masalahnya timbul bila para ibu dan menantu perempuan itu memiliki nilai-nilai yang berbeda. Bisa mengenai cara mengepel lantai hingga cara membesarkan anak. Bila mertua hidup bersama menantunya, kemungkinan dan intensitas konflik-konflik mereka bisa meningkat.
Pastikan adanya ikatan yang baik dari semula.
Untuk mengurangi ketegangan, konselor Lim menyarankan para menantu perempuan untuk mencoba memahami ibu mertuanya. "Jangan mudah marah karena hal-hal remeh. Tunjukkan kepada ibu mertua penghormatan Anda melalui hal-hal kecil seperti memuji masakannya," saran Lim.
Ny. Ong, sekretaris berusia 40 tahun, mengatakan bahwa ibu mertuanya memperlakukan dia seperti tamu walaupun dia telah menikah selama empat belas tahun dan memiliki tiga anak. Dia dan suaminya telah mengajak wanita yang berusia 77 tahun itu untuk hidup bersama mereka, namun ia tetap memilih tinggal sendiri.
Ny. Ong dan mertuanya tidak memiliki kesamaan interes. Tapi Ny. Ong percaya bahwa hubungan yang baik antara ibu mertua dan menantu perempuan tidak perlu dipelajari. "Saya kira, normal saja bahwa Anda memperlakukan satu sama lain dengan baik," ujarnya.
Untuk memastikan adanya ikatan yang baik sejak awalnya, sejumlah penasehat keluarga dari Aware (asosiasi wanita untuk gerakan dan riset di Singapura) menyarankan kaum istri untuk mencari tahu sebanyak mungkin tentang keluarga suaminya dan peraturan-peraturan mereka yang tidak tertulis. Misalnya siapa yang biasanya makan lebih dahulu ketika akan makan bersama. Melanggar salah satu peraturan itu dapat meninggalkan kesan buruk.
Sebaiknya, sebelum menikah, dibahas dahulu dengan calon suami mengenai peranan-peranan nanti sebagai menantu, kata konselor Aware, Ho Shee Wai. Tentukanlah rencana atau strategi yang masuk akal untuk menangani konflik-konflik itu bersama suami.

Saling menghormati, penting adanya
Ada banyak menantu perempuan dan ibu mertuanya yang dapat membentuk ikatan yang kuat bagaikan kawan atau mitra kerja. Ny. Geraldine, analis bidang investasi, adalah salah satunya. Ia memiliki hubungan yang akrab dengan ibu mertuanya, Ny. Wang Shu. Mereka tidak tinggal seatap namun punya tradisi makan malam bersama seminggu sekali dirumah Ny. Wang dengan hidangan yang dimasak oleh Ny. Wang.
Ditanya mengenai rahasia hubungan baik mereka, Ny. Wang menjawab, "Kebaikan hati, kejujuran, kehangatan dan penghormatan satu sama lain." Sang menantu menambahkan bahwa ibu mertuanya tidak pernah ikut campur dalam hubungannya dengan suaminya.
Sama dengan mereka adalah Ny. Hanisah Barudin, perawat di rumah sakit, dengan ibu mertuanya, Ny. Zaleha Akbar Ali. Kedua wanita itu telah hidup bersama selama sepuluh tahun terakhir ini dan sering belanja bersama, di pasar atau di mal.
Tahun lalu, Ny. Hanisah mencalonkan ibu mertuanya untuk penghargaan Wind Beneath My Wings. Ini adalah penghargaan kepada anggota keluarga yang menunjukkan sikap mendukung kepada sesama anggota keluarga. Kegiatan itu dilaksanakan oleh rumah sakit tempat Ny. Hanisah bekerja.
Hubungan mereka bukannya mulus terus. Ny. Hanisah bercerita, "Kami pernah mengalami salah paham. Kadang-kadang dia memarahi anak-anak saya dan saya tersinggung padahal saya tahu dia hanya mencoba menanamkan disiplin kepada anak-anak. Ketika baru menikah dulu, kawan-kawan mengatakan kepada saya jangan pernah tinggal bersama ibu mertua. Tetapi sekarang, sepuluh tahun kemudian, saya masih bersama dia dan baik-baik saja." (A-19)
Menantu Perempuan
Menjadi menantu perempuan bisa penuh dengan kesulitan yang tersembunyi. Di bawah ini adalah cuplikan isi buku yang baru saja beredar tentang petunjuk menjalin hubungan dengan mertua.
o. Mintalah pertolongan suami Anda dalam memahami ibunya. Sensitiflah terhadap posisi sang ibu.
o. Cobalah membangun kesenangan yang sama dengan ibu mertua Anda, sesuatu yang dapat dinikmati berdua.
o. Doronglah terjadinya hubungan yang baik antara suami Anda dengan ibunya, walaupun hal itu berarti Anda tidak termasuk di dalamnya.
o. Bila ibu mertua tidak pernah diberitahu bahwa sesuatu yang dia lakukan tidak menyenangkan Anda, bagaimana dia bisa tahu ada yang salah? Katakanlah terus terang tapi tidak menyakitkan caranya.
o. Bijaksanalah terhadap tuntutan mertua. Mungkin dia ada benarnya.
o. Dalam saat-saat konflik, tenangkan diri dahulu sebelum Anda menghampiri ibu mertua.
o. Perlihatkan kepadanya bahwa Anda dan suami adalah tim yang kompak.
o. Ingatlah bahwa dia adalah ibunya suami Anda. Tidak mungkin segala hal seburuk yang Anda duga. (gloria/*)

No comments:

Post a Comment