Kapanlagi.com - Sesungguhnya betapa
anehnya memiliki hubungan dengan wanita yang bukan ibu Anda itu. Dia tidak
memiliki cinta tanpa syarat kepada Anda, tetapi dia memilikinya kepada orang
yang Anda nikahi. Demikian kata Eden Bowditch, salah satu penulis buku
tentang hubungan ibu mertua dengan menantu perempuannya. Isi buku itu adalah
kisah nyata 53 wanita berbagai bangsa.
Terbit April lalu di Amerika, dicetak tujuh ribu kopi, dan lebih
dari setengahnya langsung terjual. Rupanya ada yang menarik pada hubungan yang
terlihat biasa-biasa saja itu. Menurut penulis buku itu, Anda sebaiknya
memiliki selera humor dalam segala hal. Bagaimanapun juga Anda harus hidup
dengan wanita itu karena Anda memilih anaknya.
Ny. Joanna Khoo, 25 tahun, bertindak hati-hati belakangan ini
mengenai jumlah sabun bubuk yang dipakainya. Dia tidak ingin membuat mertuanya
tidak senang.
"Kalau mencuci pakaian, mertua saya pakai sabun bubuk sedikit
saja, sedangkan saya lebih suka yang banyak. Tetapi karena saya tinggal di
rumah mereka maka saya harus mematuhi peraturan mereka," ujarnya.
Paulyn Straughan, dosen mengenai hubungan dengan keluarga
pasangan, di National University of Singapore, mengatakan bahwa hubungan yang
paling mudah berubah dari hubungan yang terlahir oleh pernikahan adalah antara
ibu mertua dan menantu perempuannya. Konflik mereka terjadi karena para ibu
mertua telah menginvestasikan banyak dari diri mereka kepada anak-anaknya.
Masyarakat Asia yang menekankan pada pentingnya anak lelaki dalam
keluarga, membuat para ibu itu dan menantu perempuannya mempunyai hubungan yang
secara alamiah, berlawanan. Tanpa disadari mungkin, kedua wanita itu berlomba
mendapatkan perhatian dan kesetiaan dari pria yang sama.
Straughan menulis bahwa gerakan kaum feminis, dan pendidikan yang
lebih tinggi, serta peluang yang terbuka untuk bekerja telah membuat kaum
wanita lebih menyadari hak-hak mereka. Dengan demikian para menantu perempuan
masa kini tidak mau lagi berperan sebagai pembantu bagi para mertua yang banyak
menuntut.
Konselor-konselor yang diwawancarai The Straits Times bulan
lalu mengatakan, masalahnya timbul bila para ibu dan menantu perempuan itu
memiliki nilai-nilai yang berbeda. Bisa mengenai cara mengepel lantai hingga
cara membesarkan anak. Bila mertua hidup bersama menantunya, kemungkinan dan
intensitas konflik-konflik mereka bisa meningkat.
Pastikan adanya ikatan yang baik dari semula.
Untuk mengurangi ketegangan, konselor Lim menyarankan para menantu
perempuan untuk mencoba memahami ibu mertuanya. "Jangan mudah marah karena
hal-hal remeh. Tunjukkan kepada ibu mertua penghormatan Anda melalui hal-hal
kecil seperti memuji masakannya," saran Lim.
Ny. Ong, sekretaris berusia 40 tahun, mengatakan bahwa ibu
mertuanya memperlakukan dia seperti tamu walaupun dia telah menikah selama
empat belas tahun dan memiliki tiga anak. Dia dan suaminya telah mengajak
wanita yang berusia 77 tahun itu untuk hidup bersama mereka, namun ia tetap
memilih tinggal sendiri.
Ny. Ong dan mertuanya tidak memiliki kesamaan interes. Tapi Ny.
Ong percaya bahwa hubungan yang baik antara ibu mertua dan menantu perempuan
tidak perlu dipelajari. "Saya kira, normal saja bahwa Anda memperlakukan
satu sama lain dengan baik," ujarnya.
Untuk memastikan adanya ikatan yang baik sejak awalnya, sejumlah
penasehat keluarga dari Aware (asosiasi wanita untuk gerakan dan riset di
Singapura) menyarankan kaum istri untuk mencari tahu sebanyak mungkin tentang
keluarga suaminya dan peraturan-peraturan mereka yang tidak tertulis. Misalnya
siapa yang biasanya makan lebih dahulu ketika akan makan bersama. Melanggar
salah satu peraturan itu dapat meninggalkan kesan buruk.
Sebaiknya, sebelum menikah, dibahas dahulu dengan calon suami
mengenai peranan-peranan nanti sebagai menantu, kata konselor Aware, Ho Shee
Wai. Tentukanlah rencana atau strategi yang masuk akal untuk menangani
konflik-konflik itu bersama suami.
Saling menghormati, penting adanya
Ada banyak menantu
perempuan dan ibu mertuanya yang dapat membentuk ikatan yang kuat bagaikan
kawan atau mitra kerja. Ny. Geraldine, analis bidang investasi, adalah salah
satunya. Ia memiliki hubungan yang akrab dengan ibu mertuanya, Ny. Wang Shu.
Mereka tidak tinggal seatap namun punya tradisi makan malam bersama seminggu
sekali dirumah Ny. Wang dengan hidangan yang dimasak oleh Ny. Wang.
Ditanya mengenai rahasia hubungan baik mereka, Ny. Wang menjawab,
"Kebaikan hati, kejujuran, kehangatan dan penghormatan satu sama
lain." Sang menantu menambahkan bahwa ibu mertuanya tidak pernah ikut
campur dalam hubungannya dengan suaminya.
Sama dengan mereka adalah Ny. Hanisah Barudin, perawat di rumah
sakit, dengan ibu mertuanya, Ny. Zaleha Akbar Ali. Kedua wanita itu telah hidup
bersama selama sepuluh tahun terakhir ini dan sering belanja bersama, di pasar
atau di mal.
Tahun lalu, Ny. Hanisah mencalonkan ibu mertuanya untuk
penghargaan Wind Beneath My Wings. Ini adalah penghargaan kepada anggota
keluarga yang menunjukkan sikap mendukung kepada sesama anggota keluarga.
Kegiatan itu dilaksanakan oleh rumah sakit tempat Ny. Hanisah bekerja.
Hubungan mereka bukannya mulus terus. Ny. Hanisah bercerita,
"Kami pernah mengalami salah paham. Kadang-kadang dia memarahi anak-anak
saya dan saya tersinggung padahal saya tahu dia hanya mencoba menanamkan
disiplin kepada anak-anak. Ketika baru menikah dulu, kawan-kawan mengatakan
kepada saya jangan pernah tinggal bersama ibu mertua. Tetapi sekarang, sepuluh
tahun kemudian, saya masih bersama dia dan baik-baik saja." (A-19)
Menantu Perempuan
Menjadi menantu perempuan bisa penuh dengan kesulitan yang
tersembunyi. Di bawah ini adalah cuplikan isi buku yang baru saja beredar
tentang petunjuk menjalin hubungan dengan mertua.
o. Mintalah pertolongan suami Anda dalam memahami ibunya.
Sensitiflah terhadap posisi sang ibu.
o. Cobalah membangun kesenangan yang sama dengan ibu mertua Anda,
sesuatu yang dapat dinikmati berdua.
o. Doronglah terjadinya hubungan yang baik antara suami Anda
dengan ibunya, walaupun hal itu berarti Anda tidak termasuk di dalamnya.
o. Bila ibu mertua tidak pernah diberitahu bahwa sesuatu yang dia
lakukan tidak menyenangkan Anda, bagaimana dia bisa tahu ada yang salah?
Katakanlah terus terang tapi tidak menyakitkan caranya.
o. Bijaksanalah terhadap tuntutan mertua. Mungkin dia ada
benarnya.
o. Dalam saat-saat konflik, tenangkan diri dahulu sebelum Anda
menghampiri ibu mertua.
o. Perlihatkan kepadanya bahwa Anda dan suami adalah tim yang
kompak.
o. Ingatlah bahwa dia adalah ibunya suami Anda. Tidak mungkin
segala hal seburuk yang Anda duga. (gloria/*)
No comments:
Post a Comment